Translate

Rabu, 11 Juli 2012

PPRRRRAAAAAAAAAKK…..


Kenyataan ini sukses mengobrak abrik serta menghujam kejam seluruh ruang dalam hatiku. Harapan asa yang tlah ku susun rapi hingga memaksa imaji berjuang menembus sang bima sakti, kini hancur menjadi kepingan-kepingan kecil yang begitu tak adil. Hanya sedetik, kau mampu menapik seluruh asa yang begitu pelik. Sayatan luka yang begitu mendera hanya sia-sia, tak jua kau melirik walau hanya sedetik.


Ku pejamkan mata coklatku yang sinarnya mulai meredup. Ku susun rapi asa dan mimpiku bersamamu. Ku hadirkan padang rumput yang membentang, angin yang berhembus lirih mengusik tapi bagiku tak begitu berisik. Rerumputan itu melambai-lambai mengikuti melodi angin yang kian mendayu. Kulihat juga warna-warni bunga bertaburan dalam luasnya padang khayalku. Tanpa ku sadari aku tersenyum bahagia. Terlalu bahagia bahkan. Hingga serasa angin turut meniupku dalam melodinya yang begitu mendayu-dayu. Tenang dan damai, Oh Tuhan seperti ini kah rasanya kebahagiaan sejati?? Sampai tiba saat kau merenggut seluruh imaji itu.  Kau matikan sinar mataku yang mulai meredup itu. Kau obrak-abrikkan susunan puing-puing asa yang tlah ku susun rapi. Kau sayat-sayat seluruh untaian bunga yang selalu ku pupuk dan ku sirami dalam indahnya taman hatiku. Kau ubah angin yang berhembus lirih menjadi badai yang memporak-porandakan seluruh ruang dalam hatiku.“Praaaakk” Sepertinya aku mendengar ada yang patah dalam ruang dadaku. Deretan tulang rusuk ini terasa begitu nyeri. Dadaku sesak, begitu sesak. Hingga aku lupa caranya bernafas dengan benar. Cara mendapatkan udara yang begitu segar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar