Aku tak pernah
membencimu yang tak bisa mencintaku…. Aku hanya membenci diriku sendiri yang
hingga detik ini masih mencintai dirimu dengan segenap jiwaku. Dalam waktu
sehari 24 jam, pernahkah kau merasakan tiap hembusan rinduku padamu… Ooh
TEGANYAA….. Kau akhiri cinta yang benar-benar tak ingin ku akhiri. Dalam
kegalauan yang membelenggu diriku, aku rasa aku sudah gila, ah benar Mungkin
sudah BENAR-BENAR GILAAAAA….. Betapa tidak, saat aku menulis ini, aku baru saja
pulang dari pelarian diriku. Aku tak pernah merasa seperti ini, merasa
benar-benar terpuruk dalam kegalauanku sendiri. Pelarianku dimulai ketika aku
tadi pulang kuliah, sekitar jam setengah 12 siang. Aku tak tau akan menuju
kemana, benar-benar tanpa tujuan dan sendiri. Akhirnya hatiku menyuruhku untuk
pulang ke mojokerto, tapi tidak kerumah ku. Aku juga tak tau kebodohan apa yang
telah aku lakukan. Dua hari yang lalu, ia memutuskan hubungan yang benar-benar
tak ingin ku akhiri. Ahh, benar mungkin itulah alasan mengapa aku melakukan
kebodohan ini. Tiap inchi jalanan ku tetesi dengan air mataku, entah bagaimana
caranya ia menghancurkan seluruh ruang dalam hatiku hanya dengan sekejap mata. Ku
kendarai motorku dengan perasaan kacau dan nggak tau harus kemana. Tiba-tiba
ketika sampai di sebuah tempat yang bertuliskan SMK RADEN PATAH MOJOSARI
motorku berhenti, ku pandang inchi demi inchi tempat itu yang telah ramai
dengan kumpulan anak sekolah yang mengenakan seragam biru laut pada kemejanya
dan biru gelap pada bawahannya yang pulang, begitu senangnya mereka wajah yang
dipenuhi gelak tawa di bibir mereka, tak seperti wajahku yang terlihat begitu
menyedihkan. Aku bingung speechless dan kacau, apa yang membawaku untuk datang
ke tempat ini??? Ahh,,, benar… ini adalah tempatnya bekerja, mungkin ia masih
berada di tempat itu, di sebuah ruang dalam kumpulan bangunan dengan pagar
berwana batu bata yang tersusun seperti gapura kerajaan. Aku merasa begitu
dekat dengannya, walau ia tak ku lihat dengan mataku. Semenit berlalu, dua
menit berlalu…. Sudah cukup, semoga akan terhapus kenanganku bersamanya, agar
tak menjadi beban dalam benakku lagi. Ku kendarai lagi motorku menyusuri
jalanan yang begitu sibuk dengan lalu lalang kendaraan. Ku lihat jam telah
menunjukkan pukul satu, aku pun memutuskan untuk mencari sebuah masjid untuk
melaksanakan ibadah sholat dhuhur yang belum aku kerjakan, dan akhirnya aku
memilih sebuah masjid di dekatnya Stadion mojosari, jadi inget waktu jadi
paskib :D Ku kendarai kembali motorku, benar-benar tanpa tujuan karena saat di
jalanan pun aku hanya memikirkannya, memikirkan dia yang mungkin sudah tak
pernah memikirkanku. Kutelusuri jalanan mojokerto dengan kegalauan yang semakin
mencekam, yaa… jalanan ini yang pernah ku lalui bersamanya. Saat motorku tiba
di depan sebuah stand yang menjual jus dengan warna dekorasi serba hijau, aku
pun berhenti, terus ku pandang tiap inchi tempat itu. Aku melihat ada sepasang
muda-mudi yang tertawa bersama, terlihat sangat bahagia. Tunggu… sepertinya aku
kenal siapa mereka, wajah itu tak asing bagiku… Aku berfikir dengan keras, ahh
tidak, belum sempat aku menemukan jawaban yang ku cari, bayangan sepasang
muda-mudi itu hilang, dan airmata kembali membasahi pipiku. Betapa tidak,
tempat itu mengingatkanku pada sebuah kenangan, dimana seorang cewek yang sama
sekali nggak bisa masak, ia memberi kejutan pada si cowok dengan memasakkan
sebuah sup, sederhana memang, si cewek begitu senang saat si cowok mencicipi
masakannya. Dan si cowok bilang enak, padahal si cewek juga nggak yakin dengan
masakan pertamanya, yaa benar-benar masakan perdana, hanya untuk cowok yang
berada di depannya saat itu. Dan kini si cewek hanya bisa memandang kenangan
yang telah menjadi bayangan itu. Ku seka air mata yang terus mengalir dengan
begitu mudahnya, ku lanjutkan perjalananku… menyusuri tiap jalanan di kota
kecil yang bernama Mojokerto itu dengan hati yang semakin gundah dan tak jelas.
Jalanan yang ada kenanganku bersamanya, apa salahku??? Hingga harus ia
meninggalkanku… Mengingkari janji-janji indah yang dahulu pernah terucap. Waktu
semakin cepat berlalu, ku putuskan untuk melanjutkan perjalanku… entah kemana,
benar-benar tanpa arah dan tujuan. Yang ada dihatiku hanyalah dia, dan
pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat ku temukan jawabannya. Kenapa ia
melakukan ini padaku??? Aku yang begitu menyayanginya, aku yang telah
memberikan seluruh hatiku untuknya.. Ah benar… mungkin itulah kesalahanku,
memberikan seluruh hatiku untuknya tanpa sisa sedikitpun untukku sendiri. Aku pun tak sanggup
menghentikan perasaan ini yang terus mengalir untuknya. Tanpa ku sadari, kini
aku berada di tempat yang indah banget, sawah, pohon-pohon yang berwarna hijau
membentang dengan indahnya. Ternyata, ini adalah Pacet… Ya Allah, sejauh inikah
pelarian diriku??? Ku kendarai terus motorku, Ku susuri tiap inchi jalanan yang
menyuguhkan pemandangan yang begitu fantastis. Ku lewati hutan yang begitu
hening, hanya suara burung yang berkicau. Jalanan begitu sepi, seperti hatiku
yang kini merasakan sepinya tanpa dia. Motorku melaju terus hingga aku berada
di kawasan Trawas. Aku tak pernah seperti ini sebelumnya, ini benar-benar
kegilaan yang pertama kali aku lakukan. Benar-benar patah hati yang disertai
dengan putus harapan. Motorku trus saja melaju tanpa ampun. Sekali lagi aku
tercengan dengan kegilaan yang aku ciptakan sendiri, betapa tidak… Aku membaca
sebuah papan sekolah Dasar yang dibawahnya tertulis kecamatan Prigen Kabupaten
Pasuruan. SEGILA inikah aku???? Melarikan diri sampe Prigen??? Sebuah tempat
yang benar-benar belum pernah aku kunjungi dan aku sendiri, di tengah hutan
belantara, tak ada seorangpun yang aku kenal. Mungkin karena sebuah keputus
asaan yang begitu dahsyat dalam hatiku, hal itu hingga terabaikan olehku, aku
terus saja mengendarai motorku mengikuti kata hatiku. Akhirnya aku sampai di
sebuah jalan besar terlepas dari hutan-hutan yang terlihat begitu menakutkan
tadi. Tak lama kemudian aku menemukan sebuah masjid yang unik, namanya masjid
Muhammad Cheng Ho, arsitekturnya mirip tempat ibadah China. Aku pun mampir
untuk sekalian menunaikan ibadah sholat ashar, karena waktu telah menunjukkan
pukul setengah empat. Masjidnya benar-benar unik dan bagus. Maklum baru pertama
kali.hehehhe… Aku pun memutuskan untuk istirahat sejenak, menikmati keindahan
masjid juga sambil mengeringkan sepatuku yang basah karena sempet kehujanan di
Mojokerto tadi. Sejauh ini, bayangannya dalam benakku tak mau pergi juga, aku
tetap mampu mengingatnya dengan baik. MENYEDIHKAN…. Waktu menunjukkan pukul
setengah lima sore, kurasa sudah cukup aku disini. Waktunya kembali menyusuri
tiap jalanan. Di samping Masjid unik itu ada took yang menjual Bakpao Telo yang
terkenal itu… Ooooh, ternyata disini toh tempat jualan Bakpao yang terkenal
itu, baru tau aku. Hehehhe…. Ternyata tempat yang aku pijak saat ini namanya
Pandaan… Jalanan bener-bener ramai banget. Perasaanku masih saja tak menentu,
masih kacau dan dipenuhi oleh bayangan tentangnya. Perjalanku yang GILA ini
terus berlangsung, tanpa arah dan tujuan. Pandaan-Gempol-Ngoro dan
kembali lagi ke Mojosari. Saat berada di pertigaan Mojosari, aku malah belok
kiri, bukan kanan yang menuju ke krian dan Surabaya. Dan sekali lagi, ketika
aku sampai di depan gerbang sebuah sekolah yang bertuliskan SMK RADEN PATAH, aku
berhenti… tempat itu begitu sepi, tak ada seorang pun di dalam. Kenapa aku
melakukan ini??? Kenapa aku BODOH???? Kenapa aku peduli dengan seseorang yang
bahkan tak peduli dengan perasaanku??? Kenapa aku memberikan seluruh hatiku
untuknya???? Air mata kembali menetes. SUDAH CUKUP,,,, BANGKIT dan
KEMBALILAH NORMAL SEPERTI DULU…. Aku pun sebenernya ingin seperti itu, tapi
rasa nyeri dalam hatiku masih saja bernaung. CUKUUUUP!!!!! Akhirnya ku putar
balik motorku untuk menuju ke Surabaya. Dalam perjalanan, ku dengar Adzan
Magrib mendayu-dayu…. Alhamdulillah, saatnya buka puasa. Aku pun berhenti di
sebuah mini market untuk membeli minuman sebagai syarat buka puasa, tanpa ada
niatan untuk makan. Setelah cukup untuk minum, aku pun melanjutkan perjalanku.
Aku tak berniat untuk pulang ke kost.ku aku masih ingin menyusuri jalanan
Surabaya, satu lagi kegilaanku… Aku mencari kampusnya dia. Ku telusuri jalanan
yang menuju ke daerah Rungkut, tepat dimana kampusnya berada. Walau akhirnya nggak
ketemu dan aku memutuskan untuk mencari masjid berniat menunaikan ibadah sholat
magrib. Setelah sholat magrib ku buka HPku, banyak sekali sms yang masuk, salah
satunya dari dia. “Maem sing akeh ya… Jaga slalu kesehatan.. Maaf atas
kesalahanku” Kata-katanya semakin membuat nyeri dalam hatiku. Kulanjutkan lagi
perjalanku, kemana lagi aku harus menuju??? Aku tak tau… Aku pun lewat di depan
sebuah gedung besar dan berdiri dengan kokohnya “ROYAL PLASA” begitulah tulisan
yang tertera di bagian depannya. Aku harus masuk gedung itu. Pikirku,,, saat
melewati sebuah halte di depan Royal, ada kenangan disana. Saat aku menjemput
sosok cowok yang dulu menjadi pacarku, terus ku telusuri jalanan yang kita
lewati, kenangan itu masih terekam jelas dalam benakku. Saat aku dan dia
memasuki pintu masuk dengan bergandengan tangan, mengobrol dengan gembira. Ku
naiki tangga escalator yang pernah kita lewati dulu. Masuk ke sebuah bioskop,
membeli roti boy, duduk di tempat yang pernah kita duduki, benar-benar masih
terekam jelas. Ku keluarkan sebuah kado kecil untuknya, kembali kita
membicarakan segala hal tentang kita. Terlihat sangat bahagia, tapi sekarang
tak ka nada lagi moment seperti itu lagi. AKU DAN KESEDIHANKU….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar